Secara
umum green house dapat didefinisikan sebagai bangunan kontruksi dengan atap
tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi lingkungan agar tanaman di
dalamnya dapat berkembang optimal.
Manipulasi
lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan
yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki.
Dunia
pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi
perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya
menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang
akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim
terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan menyerang
yang dapat menimbulkan kerugian.
Untuk
itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar, menggantikan
dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi
secara mandiri dan berkesinambungan.
Kondisi
lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
a. Ekses radiasi sinar matahari seperti
sinar ultra violet dan sinar infra merah.
b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak
sesuai.
c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
d. Gangguan hama dan penyakit.
e. Tiupan angin yang terlalu kuat
sehingga dapat merobohkan tanaman.
f. Tiupan angin dan serangga yang
menyebabkan kontaminasi penyerbukan.
g. Ekses polutan akibat polusi udara.
Sementara
kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a. Kondisi cuaca yang mendukung rentang
waktu tanam lebih panjang.
b. Mikroklimat seperti suhu, kelembaban
dan intensitas cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c. Suplai air dan pupuk dapat dilakukan
secara berkala dan terukur.
d. Sanitasi lingkungan sehingga tidak
kondusif bagi hama dan penyakit.
e. Kondisi nyaman bagi terlaksananya
aktivitas produksi dan pengawasan mutu.
f. Bersih dari ekses lingkungan seperti
polutan dan minimnya residu pestisida
g. Hilangnya gangguan fisik baik oleh
angin maupun hewan.
1. MANFAAT
a. Pengaturan
jadwal produksi.
Dunia
pertanian kita masih demikian tergantungnya pada keadaan cuaca, bila terjadi
perubahan musim, apalagi bila tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya
menentukan jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu panjang
akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk pembusukan akar. Jika musim
terlalu kering akan menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan
menyerang yang dapat menimbulkan kerugian.
Demikian
pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui mengakibatkan harganya
demikian tinggi, sementara pada waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga
anjlok, sehingga kerugian segera tiba
Untuk
itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada lingkungan luar menggantikan
dengan mikroklimat yang diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi
secara mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak perlu kehilangan
komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak perlu membanjiri pasar denganb jenis
komoditas yang sama yang menyebabkan harga anjlok.
b.
Meningkatkan hasil produksi
Pada
luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam green house lebih
tinggi dibandingkan di luar green house. Karena budidaya di dalam green house
kondisi lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman.
Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka seperti pencucian
dan fiksasi, di dalam green house diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini
dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi
areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan pengawasan dapat lebih
intensif dilakukan. Bila terjadi gangguan terhadap tanaman baik karena hama,
penyakit ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui untuk
diatasi.
c.
Meningkatkan kualitas produksi
Ekses
radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur, air hujan, debu,
polutan dan residu pestisida akan mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan
kebersihan hasil produksi.
Dengan
kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian nutrisi akurat dan tepat
waktu, maka hasil produksi tanaman akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung
lebih serentak, sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih seragam,
baik ukuran maupun bentuk visual produk.
d.
Meminimalisasi pestisida
Green
house yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikroklimat ideal
bagi tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan memasang insect screen pada
dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap. Insect screen yang baik tidak
dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun.
Pada
beberapa green house bagian pintu masuknya tidak berhubungan langsung dengan
lingkungan luar. Ada ruang kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk
menahan hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai ruang ini juga
terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan patogen. Untuk pintu dapat
ditambahkan lembaran PVC sheet.
e.
Aset dan performance
Saat
ini sangat biasa orang membangun green house dengan sistem knock down. Dengan
cara ini gren house bukanlah aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan
kebijakan, maka struktur green house tersebut dapat dipindahkan atau mungkin
dijual ke pihak lain yang memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan
adanya green house maka kesan usaha akan terlihat lebih modern dan padat
teknologi. Hal ini tentunya akan meningkatkan performance petani atau
perusahaan yang menggunakannya.
f.
Sarana agrowisata
Green
house banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi berbagai jenis tanaman
bernilai tinggi. Di dalam green house pengunjung dapat melihat berbagai jenis
tanaman yang menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik. Ada
yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai jenis tanaman dengan
suasana dibuat seperti di alam bebas. Di Indonesia green house seperti ini
banyak ditemukan di berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar